[Review] Holy Mother - Akiyoshi Rikako

Title of Book: Holy Mother
Author: Akiyoshi Rikako
Publisher: Haru
Publication Year: 2016
Language: Bahasa Indonesia
Translator: Andry Setiawan
Format: paperback
Pages: 284




Terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang anak laki-laki di kota tempat Honami tinggal. Korban bahkan diperkosa setelah dibunuh.
Berita itu membuat Honami mengkhawatirkan keselamatan putri satu-satunya yang dia miliki. Pihak kepolisian bahkan tidak bisa dia percayai.
Apa yang akan dia lakukan untuk melindungi putri tunggalnya itu?



Untuk Holy Mother, saya bakal sebisa mungkin menghindari membahas plot karena sesungguhnya sulit sekali untuk menghindari spoiler. With that’s kept in mind, saya nggak akan menambahkan sinopsis buku ini. Cukup deskripsi di kover belakang buku saja untuk menggambarkan apa yang akan diceritakan di buku ini. Lagipula,memang saya sarankan untuk sebaiknya nggak perlu tau banyak tentang buku ini dan langsung baca saja.
Sebelum membaca Holy Mother, sedikit peringatan, this book is not for the faint-hearted. Sudah disebutkan juga ya di kover belakang buku bahwa ada pembunuhan anak di buku ini, dan penulis cukup eksplisit dalam mendeskripsikannya. Kalau nggak kuat baca yang sadis-sadis, berarti sayangnya buku ini bukan buat kamu.
Walaupun bercerita tentang misteri kasus pembunuhan, Holy Mother bukan cerita detektif yang mengajak pembaca ikut memecahkan kasus. Justru dari semula penulis sudah memberi gambaran siapa pelaku pembunuhan. Bahkan menurut saya, si pelaku sebenarnya termasuk tokoh utama cerita.
Salah satu hal yang saya suka dan saya apresiasi dari buku ini adalah penulis tidak sekedar membuat pelaku menjadi monster atau sekedar tokoh orang gila yang senang membunuh anak-anak. Bisa dibilang, penulis memanusiakan pelaku, karena psikis si pelaku juga diperlihatkan di buku ini. Sehingga, pembaca dapat bersimpati dengan pelaku. It might sound horrifying, sympathizing with a murder suspect. But that’s what happened to me, because the writer gave us a solid background story for the suspect or generally, the main characters. They are three dimensional characters that has their own complexity. Kompleksitas tokoh inilah yang sebenarnya membantu saya menebak kebenaran dibalik kasus pembunuhan di buku ini. Bagi yang mengikuti serial TV Amerika Criminal Minds, pasti sudah familiar dengan kecenderungan pelaku (atau biasa disebut unknown subject/ unsub) dalam melakukan pembunuhan. Misal, bila pelaku melakukan siksaan tertentu kepada korban, umumnya pelaku dulu pernah mengalami trauma tertentu; atau adanya kejadian tertentu yang membangkitkan trauma masa lalu sehingga menyebabkan pelaku memulai membunuh (biasa disebut trigger). Detil-detil seperti ini yang penulis tambahkan ke dalam cerita, yang juga membantu saya menebak masa lalu si pelaku. Detil-detil ini juga yang membuat saya memberi rating tinggi untuk buku ini.
Membaca buku Akiyoshi Rikako bagi saya selalu exciting, karena adanya plot twist tak terduga yang membuat saya ingin selangkah di depan dalam menebak twist tersebut. Sama halnya dengan Holy Mother, saya juga antusias ingin berhasil menebak sebelum mencapai akhir buku. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, ada detil-detil yang dapat saya tebak, namun tetap saja masih ada kebenaran yang mengejutkan bagi saya. Padahal saya sudah cukup waspada ketika membaca buku ini. Pintarnya Akiyoshi Rikako adalah, beliau membiarkan pembaca berasumsi. It’s not lying, technically, just not telling the whole truth, yet. Maksudnya, misal saya beri contoh, saya mengatakan bahwa ada siswa SMA yang ingin bertemu di depan SMA A. Ciri-cirinya misal berambut lurus, berkacamata, dan memakai seragam SMA. Pembaca secara tidak sadar akan berasumsi bahwa siswa SMA yang akan ditemui adalah siswa SMA A dan berseragam sekolah SMA A, karena ia adalah seorang siswa SMA dan berada di depan SMA A. Padahal belum tentu ia siswa SMA A karena saya belum menjelaskan secara lengkap asal-usulnya apakah ia bersekolah di SMA A. Siapa tau dia adalah siswa SMA B yang ingin bertemu di depan SMA A karena kebetulan lebih dekat dengan rumahnya. Contohnya mungkin agak maksa, but work with me here. It’s quite difficult trying to think of an example without spoiling the story. Point is, hal seperti itu yang dilakukan oleh Akiyoshi Rikako di buku ini. Nyebelin? Memang. But that’s a smart way of mystery storytelling.
All in all, I highly highly recommend this book. Terutama buat yang suka dengan tontonan macam Criminal Minds, karena Holy Mother bukan sekedar police procedural, tapi juga mengupas lebih dalam sisi psikologis pelaku. Kalau bahasan saya di atas masih kurang bisa menarik minat untuk membaca buku ini. Saya nggak tau apa lagi yang bisa. Like always, I look forward to her next book.
 

No comments :

Post a Comment