[Review] Satin Merah - Brahmanto Anindito & Rie Yanti

Title of Book : Satin Merah
Author : Brahmanto Anindito & Rie Yanti
Publisher : Gagasmedia

Semua orang pernah diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya. Tapi, pernahkah kamu diabaikan setelah disanjung-sanjung? Setelah dimanjakan dalam dekapan kain satin yang lembut?
Tanyakan pada Nindhita Irani Nadyasari bagaimana rasanya. Tanyakan siswi berprestasi itu bagaimana perihnya ditinggalkan dan dibenci orang-orang terdekatnya.
Dulu, Nadya selalu menjadi perhatian guru-gurunya, membuat bangga orangtuanya, dan dikagumi teman-temannya. Namun masa itu telah berlalu. Perlahan, murid SMA itu mulai dilupakan. Sinarnya kian pudar. Dalam kondisi seperti itu, Nadya tentu butuh prestasi yang istimewa untuk mendapatkan kembali perhatian orang-orang. Maka dia mencoba mengikuti lomba bergengsi se-Bandung Raya. Dia terus mengasah diri menjadi sastrawan Sunda. Dan yang lebih mulia: mengangkat derajat Sastra Sunda di mata dunia! Tekadnya begitu kuat. Hatinya begitu keras. Tapi nuraninya menjadi mati. Dengan lancar, Nadya melakukan tindakan-tindakan ekstrim. Dunia Sastra Sunda yang diperjuangkannya pun kini malah menangis.



Novel Satin Merah dibuka dengan adegan ditemukannya dua mayat di rumah seorang sastrawan sunda ternama. Lalu di bab selanjutnya kita bertemu Nadya, siswi kelas tiga SMA yang pandai dan dibanggakan orangtuanya. Seiring berjalan waktu, kejayaan Nadya meredup digantikan oleh adik Nadya. Untuk menunjukkan prestasinya, Nadya mengikuti lomba siswa teladan se-Bandung. Nadya akhirnya sampai pada tahap di mana dia harus menulis sebuah makalah. Agar berbeda, Nadya mengangkat tema yang tidak umum, yaitu sastra Sunda. Supaya makalah yang disusun berkualitas, Nadya mewawancarai sekaligus belajar menulis pada beberapa sastrawan Sunda. Namun anehnya, para sastrawan Sunda yang diwawancarai oleh Nadya menghilang dan ditemukan tak bernyawa beberapa hari kemudian. 
Bagi penggemar fiksi kriminal atau kisah detektif jangan harap bakal menemui cerita yang mengajak pembaca untuk ikut memecahkan siapa tersangka seperti buku-buku Agatha Christie. Satin Merah dari awal sudah mengenalkan sang tersangka utama kepada pembaca. Menurut saya buku ini gayanya lebih mirip beberapa kisah Sherlock Holmes yang lebih mengajak pembaca untuk menelusuri proses dan motif terjadinya kejahatan. Jadi kalau dimisalkan perjalanan, bukan tujuannya yang dibahas namun bagaimana cara untuk sampai ke tujuan.
Genre dan tema yang diangkat oleh buku ini tidak umum di kalangan novel Indonesia. Di tengah ramainya novel roman remaja metropolis, ada Satin Merah yang bergenre fiksi kriminal dan mengangkat tema sastra Sunda. Sastra Sunda beserta teknik menulis dibahas cukup mendalam oleh buku ini. Satin Merah juga membahas tips-tips menulis yang tidak terbatas untuk sastra Sunda. Selain itu karena tema yang diangkat adalah sastra Sunda, tentu ada beberapa kalimat dan paragraf yang ditulis dalam bahasa Sunda. Bagi yang tidak bisa berbahasa Sunda tidak perlu khawatir karena terjemahan dalam bahasa Indonesia juga dituliskan di dalam buku.
Selain genre dan tema yang tidak umum, hal lain yang saya suka dari buku ini adalah gaya penulisan buku ini. Saya nggak tahu bagaimana pembagian jatah menulis dari kedua penulis. Tapi, saya suka bab-bab yang singkat dan tidak bertele-tele. Tiap kejadian digambarkan cukup jelas walaupun tidak ada deskripsi panjang yang membosankan.
Saya merekomendasikan Satin Merah bagi pembaca novel Indonesia yang bosan dengan tema yang itu-itu saja. Apalagi bagi para pembaca yang doyan membaca fiksi kriminal. Saya berharap akan ada novel Indonesia yang seperti ini lagi. Atau bila ada yang tahu novel Indonesia yang unik lainnya boleh banget untuk menulis rekomendasi di kolom komentar.

Aku cuma ingin jadi signifikan


No comments :

Post a Comment